Selasa, 11 Januari 2011

EGO (ISME) DI JALAN

Kata "ego", menunjukkan kondisi individu yang hanya memikirkan diri sendiri.Atau, kalaupun ia mau berpikir mengenai orang lain, yang dicerna hanyalah, penilaian orang lain mengenai dirinya.Dengan begitu, titik akhir "ego" selalu demi kepentingan diri sendiri.Singkatnya, "ego" lebih mengedepankan subyektifitas daripada objektifitas.

"ego"  yang sebelumnya merupakan kata sifat dapat menjadi kata benda ketika mendapatkan tambahan "isme", yang akhirnya dikenal istilah "egoisme".Kata ini bisa disandingkan dengan nasionalisme, pluralisme dan lain-lain.Tetapi "egoisme" bermakna konotatif atau terkesan negatif.

Sifat ego atau egois di antaranya berkaitan dengan perilaku ketika berada di jalan raya.Khususnya bagi pengendara yang sering ber-sms atau menelpon ketika mengemudikan kendaraan.Dikatakan egois karena tidak mempedulikan orang lain yang bisa saja terjadi kecelakaan akibat tindakan tersebut.Ego yang telah meng-isme, sering dilakukan dengan tidak sadar, akibat dari tindakan yang diulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan.

Menurut para ahli, mengemudikan kendaraan sambil sms atau menelpon dapat menyebabkan kebutaan mendadak.Dalam arti, konsentrasi akan terpecah karena otak diciptakan tidak untuk multi tugas (Multi Tasking).Apapun yang ada di depan kita akan hilang tiba-tiba dari pengelihatan, tanpa kita sadari.Bahaya yang ditimbulkannya juga melebihi orang yang mabuk ketika mengemudi.

Mengemudi sambil menelpon menyebabkan 4 kali bahaya kematian, sedangkan mengemudi sambil sms, menyebabkan 8 kali bahaya kematian.Bahaya sekaligus juga pelanggaran yang dilakukan misalnya, tidak melihat penyeberang jalan di depan mata, tidak melihat pengendara lain atau tidak memperhatikan rambu-rambu lalu-lintas.

Supaya kebiasaan para pengendara yang ber-sms atau menelpon dapat dicegah, aparat kepolisian harus menindak tegas para pelanggar.Karena UU mengenai hal ini juga sudah ada dan telah disosialisasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar