Rabu, 16 Februari 2011

TUHAN;DALAM PERGULATAN BATIN

Seandainya kematian bukan lagi hal yang misterius, barangkali banyak manusia yang meninggalkan agama ataupun sebaliknya, setiap manusia akan mentaati agama.Pergulatan antara kebenaran agama dan keraguan terhadapnya berlangsung sekian lama seiring sejarah kemanusiaan.Keberadaan agama dengan sejumlah unsur di dalamnya:adanya Tuhan, kitab suci, Nabi/Rasul dan seterusnya terbentuk dari misteri tentang kematian.Jawaban yang tidak pasti setelah mengalami kematian membawa manusia untuk melakukan perenungan dan proses berpikir.

Bagi yang meyakini bahwa kehidupan setelah mati itu ada, mereka akan mempercayai agama.Sedangkan yang tidak mempercayai adanya kehidupan setelah mati, akan meninggalkan agama sekaligus konsep Tuhan.Kondisi kedua dinamakan ateis, yang tidak lagi memerlukan agama mainstream dalam hidupnya.

Di kalangan para penganut agama ternyata juga mengalami pergolakan-pergolakan.Ada yang berserah diri begitu saja terhadap agama dengan melaksanakan setiap ritual yang telah didoktrinkan.Di lain pihak ada juga yang melakukan pemikiran kritis terhadap agama.Yang tidak begitu saja menerima doktrin tanpa melakukan analisa yang mendalam terlebih dahulu.

Bagi mereka yang sudah menerima agama tanpa analisa sebelumnya, tidak ada persoalan.Karena kebenaran sudah diterima secara pragmatis dan biasanya sangat dipengaruhi oleh keluarga serta lingkungan.Terkadang tanpa mencari tahu makna ibadah ritual yang dilakukan setiap hari, mereka sudah merasa enjoy sebagai orang yang beragama.Dalam sejarah, kalangan seperti ini hidupnya dekat dengan para penguasa yang nota bene memerlukan kondisi aman demi mempertahankan kekuasaan.Bahkan ada juga yang justru kalangan para pemegang kekuasaan.Semua pejabat yang berkuasa berasal dari ahli agama dan tidak ada pihak manapun yang berani mengkritisi karena akan disingkirkan.Tidak jarang label-label agama selalu dijadikan alat mempertahankan kekuasaan.Kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan kepentingan penguasa diharamkan dengan dasar hukum yang dicari-cari.Keberadaan agama dalam hali ini terkesan politis yang selalu mengarah kepada kekuasaan dan materi.

Sedangkan yang berani mengkritisi agama tidak jarang harus berjuang dengan pergolakan batin mereka.Pergolakan antara keraguan terhadap kebenaran doktrin dengan kebutuhan rohani akan sepiritualitas.Rasionalitas yang menolak konsep-konsep eskatologi akan berhadapan dengan kebutuhan jiwa yang tidak dapat dirasionalisasi.Penolakan-penolakan rasionalitas tidak mutlak menyebabkan sikap penolakan akan keberadaan agama namun justru memberikan semangat untuk menggali agama dan unsur-unsurnya.Proses pencarian yang nantinya akan menemukan titik akhir yakni kebenaran sejati menjauhkan diri dari sikap fanatisme dan mengarah ke radikalisasi.Radikalisasi dalam beragama disebabkan karena pengetahuan serta pemahaman agama yang dangkal.Mereka tahu agama tetapi tidak mengerti hakekat dari agama itu sendiri.

Pergolakan batin terjadi dalam setiap agama.Baik yang termasuk agama semitik atau  Abrahamic Religion yaitu: Yahudi, Nasrani dan Islam maupun agama-agama yang lain.Dalam Islam sendiri banyak ditemukan aliran-aliran sempalan yang terkadang langsung dicap sesat bagi yang tidak memahami.

Proses berpikir yang dilakukan kalangan pemeluk agama diharapkan menjadi dasar dalam menemukan kebenaran yang sejati.Kebenaran yang bukan ikut-ikutan atau hanya karena orang lain.Pencarian dengan melibatkan pengalaman serta pendalaman keagamaan sangat penting supaya kita tidak dengan mudah mengklaim ajaran orang lain sesat.Dengan dasar hanya karena perbedaan keyakinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar