Jumat, 25 Februari 2011

AGAMA DALAM KESADARAN BATIN

Beragama atau memeluk agama merupakan jalan menuju pemahaman akan Tuhan.Baik mengenai hakekat, kebesaran, kekuasaan serta bukti keberadaanNya.Karena sebagai jalan maka ada banyak cara yang dilakukan manusia dalam memahami atau menemukan Tuhannya.Di mana dari sekian banyak cara tersebut dapat ditarik garis besar supaya lebih simpel, yakni memahami dengan akal, dengan batin, atau dengan akal dan batin.

Kalangan yang memahami agama dengan akal atau rasionalnya didasarkan kepada pemikiran-pemikiran yang lebih ilmiah.Sehingga ada metodologi tertentu untuk memahami suatu hal dapat diterima sebagai agama.Dalam hal ini rasionalitas sangat penting karena mereka berkeyakinan bahwa kebenaran dapat ditemukan hanya dengan menggunakan rasio.Dalam memahami adanya Tuhan juga dilakukan dengan pertimbangan rasionalitas.Kalangan yang menggunakan metode ini pada umumnya kalangan yang terdidik khususnya pendidikan agama dan filsafat.Mereka memahami agama bukan hanya dipermukaan melainkan tingkat filosofinya.

Fakta mengenai pemahaman agama seperti pada umumnya di masyarakat sering diabaikan.Karena masyarakat mayoritas memahami agama tidak seserius dan sedetail yang mereka lakukan.Masyarakat cenderung mengikuti arus yang berkembang.Mayoritas dianggap sebagai kebenaran oleh masyarakat luas.

Selanjutnya memahami agama dengan batin.Pemahaman ini menyangkut pengalaman secara personal.Kebenaran sangat tergantung pada batin masing-masing individu dalam pengembaraan spiritual.Seorang figur atau sang guru menjadi sosok yang dihormati.Karena guru dijadikan panutan dan suritauladan dalam kehidupan sehari-hari.Kalangan yang memahami agama dengan batin melakukan ritual tertentu dari sang guru mereka.Sebagai jalan menuju pemahaman kepada Tuhan.Namun pada umumnya kelompok ini terkesan eksklusif dan kurang bisa diterima masyarakat luas.

Yang terakhir adalah memahami agama dengan akal sekaligus batin.Dikatakan dengan akal atau rasio karena tidak setiap hal yang menyangkut pemahaman beragama diterima begitu saja.Kajian perlu dilakukan terlebih dahulu, apakah ajaran agama sesuai dengan kemanusiaan atau tidak.Hal lain yang menjadi pertimbangan yaitu ajarannya dapat diterima masyarakat sehingga tidak meresahkan.

Pengalaman batin juga menjadi pendukung aliran ini.Karena agama tidak hanya rasionitas yang kering.Melainkan menyangkut batin yang sejuk dan damai.Ada kepuasan tersendiri dalam beragama, meskipun terkadang dinilai oleh kelompok lain kurang rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar