Jumat, 25 Februari 2011

GELIAT PASAR TRADISIONAL

Saya teringat waktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar.Hampir setiap liburan sekolah, teman saya yang anak pedagang, sering mengajak pergi ke pasar tradisional.Tempat favorit kami adalah kerumunan orang yang menonton penjual jamu melakukan atraksi.Untuk menarik para pembeli, penjual jamu dan obat tradisional tersebut kerap melakukan aksi sulap maupun ramalan-ramalan angka togel.

Selain itu sang penjual jamu juga merupakan orator yang ulung.Dengan gaya bicara yang tanpa ragu-ragu mereka meyakinkan para pembeli akan khasiat jamu yang dijual.Saya juga paham betul, bagaimana mereka, sang penjual jamu mengibuli para pembeli supaya laku keras.Tetapi itulah, fenomena yang dapat kita saksikan dalam kehidupan rakyat tingkat bawah.

Cerita singkat di atas adalah gambaran riil masyarakat Indonesia.Yang hidup dalam arus bawah namun jumlahnya mayoritas.Pasar tradisional merupakan penopang ekonomi rakyat yang sudah berlangsung bertahun-tahun.Banyak sekali hal-hal yang dapat kita temukan di sana.Mulai dari transaksi yang kadang berbelit, demi mendapatkan harga murah, sampai kondisi bangunan yang terbatas dan terkadang harus kebanjiran ketika hujan turun.

Pasar tradisional yang setiap pagi menjadi pusat pergerakan ekonomi mikro rakyat, kini nasibnya ironis.Memang tidak mati total namun posisinya semakin terjepit.Di daerah saya tinggal sekarang, tepatnya di Sleman Yogyakarta, pasar tradisional harus bersaing dengan swalayan yang jumlahnya semakin menjamur.Dengan jarak tidak lebih dari 1km, pasar tradisional diapit oleh swalayan yang menang secara kwalitas.Baik pelayanan maupun jenis barang dagangan.

Kalau pemerintah tidak juga memperhatikan gejala ini, sama artinya pemerintah pelan-pelan membunuh pasar tradisional.Peraturan Daerah yang tidak memihak kepada pedagang tradisional akan sangat merugikan mereka.Padahal di pasar tradisional kita dapat menemukan perputaran bisnis yang riil.Dikatakan riil karena proses transaksi yang simpel dan melibatkan orang banyak.Di sisi lain di dalam pasar tradisional kita tidak menemukan monopoli bisnis.Karena masing-masing pedagang menjalankan roda perekonomian sesuai barang dagangannya.Berbeda dengan swalayan yang hanya dimiliki segelintir orang.Dengan nama yang sama namun berada di mana-mana menunjukkan bahwa yang berkuasa atas pasar hanyalah itu-itu juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar